DASAR DAN PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PAI



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar dan mengajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya, yang dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Dengan pertanda adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang tersebut dengan meningkatnya pengetahuan keterampilan dan perubahan sikap.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong manusia untuk terus berupaya membuat pembaruan dalam pemanfataan hasil teknologi dalam proses pembelajaran. Teknologi pembelajaran tumbuh dan berkembang dari praktik pendidikan dan gerakan komunikasi audiovisual. Teknologi pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media, dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan alat bantu audiovisual[1] namun teknologi pendidikan maupun teknologi pembelajaran  sekarang lebih luas cakupannya.
Dalam era global sekarang ini, pembelajaran PAI perlu membangun paradigma atau pendekatan baru dalam meningkatkan kualitas pembelajarannya dengan memaksimalkan teknologi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Karena era modern saat ini menuntut seseorang untuk mengusai ilmu dan teknologi, informasi dan komunikasi dengan baik dan benar .
B.  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian teknologi pembelajaran?
2.    Apa dasar pertimbangan pemilihan teknologi pembelajaran PAI?
3.    Apa saja kriteria dalam memilih teknologi pembelajaran PAI?

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Teknologi Pembelajaran
Istilah “teknologi “ berasal dari bahasa Yunani, technologis. Technie berarti seni, keahlian atau sains; dan logos berarti ilmu. Teknologi, menurut Galbraith dalam buku Chabib Thoha dapat diartikan sebagai penerapan sistematik dari pengetahuan ilmiah atau yang terorganisasikan dalam hal-hal yang praktis.[2]
Menurut Webster dalam Azhar, teknologi tidak lebih dari suatu ilmu yang membahas tentang keterampilan yang diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi. Jika di hubungkan dengan pendidikan dan pembelajaran, maka teknologi mempunyai pengertian yaitu: perluasan konsep tentang media, di mana teknologi bukan sekedar benda, alat, bahan atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan ilmu.[3]
Sedangkan definisi teknologi pembelajaran menurut Association for Educational Communications Technology (AECT, 1994) “Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.”
Rumusan tentang pengertian teknologi pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran berkembang sebagai akibat dari meningkatnya tuntutan terhadap pendidikan yang tidak dapat diselesaikan dengan cara-cara konvensional, dan karena dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memberi peluang atau alternatif baru.[4]
1.    Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970
“Teknologi pembelajaran diartikan sebagai media yang ahli sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis, bagian yang membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi, film, OHP, Komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak lainnya.”

“Teknologi pembelajaran merupakan usaha sistematis dalam merancang, melaksanakan , dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar  untuk suatu tujuan pembelajaran khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan non manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.”

2.    Definisi Silber 1970
“Teknologi pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, dan pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personel) secara sistematis, dengan tujuan untuk memecahkan masalah besar.”[5]

3.    Definisi AECT 1977

“Teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia.”

4.    Definisi AECT 2004
Educational technology is the study and ethical pactice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technology processes and resources

Definisi  terbaru teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktik dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan atau memanfaatkan dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Dengan demikian, tujuannya masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran agar lebih efektif, efisien dan menyenangkan serta meningkatkan kinerja.[6]
5.    AECT mengembangkan definisi mutakhir pada tahun 2008 sebagai berikut :
“Teknologi pendidikan adalah kajian dan praktik etis untuk memfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang sesuai.”[7]

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.    Teknologi pembelajaran adalah suatu disiplin ilmu atau bidang garapan,
2.    Istilah teknologi pembelajaran dipakai bergantian dengan istilah teknologi pendidikan,
3.    Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah untuk memecahkan masalah belajar dan memfasilitasi pembelajaran untuk meningkatkan kinerja,
4.    Menggunakan pendekatan sistemis (holistic atau menyeluruh),
5.    Kawasan teknologi pembelajaran dapat meliputi kegiatan yang berkaitan dengan analisis, desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, implementasi dan evaluasi,
6.    Teknologi pembelajaran tidak hanya bergerak di persekolahan tapi juga  dalam semua aktivitas manusia (seperti perusahaan, keluarga, organisasi masyarakat. Sejauh berkaitan dengan upaya memecahkan masalah belajar dan peningkatan kinerja,
7.    Teknologi diartikan secara luas, bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tetapi juga teknolgi lunak (softtech).[8]
Teknologi pembelajaran bertujuan untuk memacu dan memicu proses belajar. melalui sumber yang tepat, teknologi pembelajaran memacu proses belajar seseorang lebih cepat, lebih ringkas, serta mudah di akses. Jika melihat definisi teknologi pembelajaran yang mencakup desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar, dapat dikaji dengan kawasan lebih khusus penjelasannya sebagai berikut :
1.    Kawasan desain, proses untuk menentukan kondisi belajar, meliputi : desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, karakteristik peserta didik,
2.    Kawasan pengembangan, proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Mencakup banyak variasi teknologi seperti teknologi cetak, teknologi Audio-Visual, teknologi berbasis computer, teknologi terpadu,
3.    Kawasan pemanfataan, aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Meliputi pemanfaatan media, difusi, inovasi, implementasi dan institusionalisasi, kebijakan dan regulasi,
4.    Kawasan pengelolaan, meliputi pengelolaan teknologi pembelajaran melalui perencanaan, pengoraganisasian, pengoordinasian, dan supervisi,
5.    Kawasan penilaian, proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar.[9]
Dengan demikian, dalam teknologi pembelajaran PAI dapat menggunakan pendekatan sistemis dengan membahas bagaimana menggunakan teknologi pembelajaran dengan memakai media dan alat bantu dalam proses belajar-mengajar agama, dengan membahas masalah keterampilan, sikap, perbuatan, dan strategi mengajarkan pelajaran PAI.[10] Pembelajaran PAI mengkaji dalil-dalil syar’i sebagai sumber materi PAI sesuai dengan tuntutan zaman, akan tetapi perlu juga mengkaji dalil qauniyah (gejala alam) menjadi pedoman dalam pengembangan materi PAI yang belum tersentuh. zaman sekarang ini menuntut pengajar untuk mengusai ilmu dan teknologi, informasi dan komunikasi secara global,[11] terlebih lagi dalam proses pembelajaran.
B.  Dasar Pertimbangan Pemilihan Teknologi Pembelajaran PAI
Teknologi pembelajaran yang mempunyai konsep teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evalusi tentang proses dan sumber untuk belajar, tentu mempunyai dasar dan pertimbangan sebelum menerapkannya dalam dunia pendidikan. Jika dilihat metodologi pengajaran agama Islam (PAI), yaitu suatu upaya untuk menetapkan kajian-kajian ilmiah tentang konsep-konsep dan fakta-fakta belajar-mengajar dalam situasi kegiatan perencanaan, penerapan, dan penilaian sistem pembelajaran agama dalam rangka peningkatan proses dan hasil pelajaran yang optimal.[12]
Sehingga untuk meningkatkan efektivitas strategi pembelajaran PAI tidak terlepas kepada sarana dan prasarana pendidikan atau media pembelajaran. Karena media pembelajaran merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang proses pembelajaran. Keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan dapat mengakibatkan tidak efektifnya proses pembelajaran.[13]
Memang belum banyak penelitian tentang efektivitas media pembelajaran, terlebih pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) yakni bila dibandingkan dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, sehingga tidak mudah menentukan ukuran atau kriteria kesesuaian media, karena banyak faktor yang dipertimbangkan.[14]
Alasan pemilihan teknologi dalam pembelajaran bahwa teknologi pembelajaran berkaitan erat dengan tujuan instruksional yang akan dicapai dalam pembelajaran.[15] Berikut dasar pemilihan teknologi pembelajaran PAI :
1.    Memang butuh mendemonstrasikan media tersebut,
2.    Merasa sudah akrab dengan media tersebut,
3.    Ingin memberi penjelasan lebih konkrit,
4.    Merasa media dapat berbuat lebih dari pada yang bisa di lakukannya.[16]
Dasar pemilihan teknologi pembelajaran PAI dapat dilihat dengan pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubaan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah di alami sebelumnya.[17]
Pada tingkat menyeluruh dan umum pemilihan media dapat dipertimbangkan dengan faktor-faktor berikut :
1.    Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor dana, fasilitas dan peralatan yang tersedia, waktu yang tersedia sumber-sumber yang tersedia (manusia dan material),
2.    Persyaratan isi, tugas dan jenis pembelajaran. isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi pembelajaran beragam dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa, misalnya penghafalan, penerapan keterampilan, pengertian hubungan-hubungan, atau penalaran dan pemikiran tingkatan yang lebih tinggi,
3.    Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal, seperti membaca, mengetik dan menggunakan computer dan karakteristik siswa lainnya,
4.    Pertimbangan tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan keefektivan biaya,
5.    Kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (visual dan/atau audio), respon siswa yang tepat dan umpan balik,
6.    Media sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam.[18]
Sedangkan secara khusus, dengan mempertimbangkan pemilihan teknologi pembelajaran, yaitu :
1.    Berdasarkan tujuan pembelajaran,
2.    Sesuai dengan karakter peserta didik,
3.    Sesuai dengan kondisi, situasi, waktu dan tempat,
4.    Sesuai dengan ketersediaan media tersebut.[19]
Selanjutnya pertimbangan yang tepat dalam memilih media yang dapat kita singkat dengan ACTION juga dapat digunakan dalam memilih teknologi pembelajaran PAI.
1.    Acces, kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh peserta didik.
2.    Cost, Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita. Media canggih biasanya mahal. Namun, mahalnya biaya itu harus kita hitung dengan aspek manfaatnya.
3.    Technology, Memperhatikan apakah teknologi tersedia dan mudah menggunakannya. Misalnya kita ingin menggunakan media audiovisual dikelas maka perlu kita pertimbangkan apakah ada jaringan listrik, atau apakah voltase listriknya memadai?
4.    Interactivity, Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaksi. Setiap kegiatan pembelajaran yang kita kembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
5.    Organization, Pertimbangan yang penting adalah dukungan organisasi. Misalnya apakah pimpinan sekolah mendukung?
6.    Novelty, Kebaruan media dari yang kita pilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi peserta didik.[20]
C. Kriteria dalam Memilih Teknologi Pembelajaran PAI
Memilih teknologi pembelajaran PAI dalam proses belajar mengajar yang  dilihat aspek dasar dalam proses pembelajaran dengan terpenuhinya kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang hendak di capai. Dapat dilihat melalui :
1.    Tujuan pembelajaran (kompetensi dan indicator),
2.    Karakteristik materi pembelajaran (fakta, konsep, prinsip, prosedur),
3.    Siswa, (perkembangan dan karakteristiknya),
4.    Guru yang akan menggunakan,
5.    Karakteristik media,
6.    Ketersediaan waktu,
7.    Situasi dan Kondisi saat media di gunakan,
8.    Pengorganisasian kelas (individu, kelompok kecil atau kelompok besar)[21]
Burce Joyce dalam buku Chabib mengemukakan ada empat model pengajaran , model ini juga dapat di gunakan dalam pembelajaran PAI, yaitu:
1.    Model proses informasi,
2.    Model personal,
3.    Model interaksi sosial, dan
4.    Model tingkah laku [22]
Heinic dan kawan-kawan dalam buku Azhar, mengajukan model perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE adalah singkatan dari Analyze
1.    A = Menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran, apakah mereka siswa sekolah lanjutan, anggota organisasi pemuda, perusahaan usia, jenis kelamin, latar belakang budaya dan sosial ekonomi, serta menganalisis karakteristik khusus antara lain pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal mereka.
2.    S = Menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu perilaku atau kemampuan baru (pengetahuan, keterampilan, sikap) yang diharapkan siswa miliki dan kuasai setelah proses belajar-mengajar selesai.
3.    S = Memilih, memodifikasi atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran yang telah tersedia akan dapat mencapai tujuan, materi dan media itu sebaliknya digunakan untuk mengehemat waktu, tenaga dan biaya.
4.    U = Menggunakan materi dan media, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu diperlukan untuk menggunakannya. Praktik dan latihan menggunakannya, persiapan ruangan, tata letak dan fasilitas sebelum penyajian.
5.    R = Meminta tanggapan dari siswa. Guru mendorong siswa untuk memberikan respons dan umpan balik mengenai keefektivan proses belajar mengajar.
6.    E = Mengevaluasi proses belajar, untuk mengetahui pencapaian siswa mengenai tujuan pembelajaran, keefektivan media, pendekatan dan guru sendiri.[23]
Selanjutnya dalam pembelajaran PAI juga dapat menggunakan desain pembelajaran aktif model PROGAM, yaitu modifikasi dari model ASSURE. Model PROGAM ini akan memandu pengajar untuk melaksanakan tugas menciptakan lingkungan belajar mengajar yang lebih baik, model PROGAM merupakan bagian dari desain pembelajaran classroom oriented. Model PROGAM merupakan suatu menemonic yang mempunyai arti dalam kosa kata-kata bahasa Indonesia. PROGAM merupakan singkatan, terdiri dari istilah:
1.    P = Pantau pebelajar atau  peserta didik, dianalisis dengan :
a.    Karakteristik umum,
b.    kompetensi awal dan
c.    gaya belajar.
2.    R = Rumusan Tujuan Pembelajaran atau Kompetensi. Rumusan pembelajaran sejak dulu diterapkan adalah singkatan ABCD adapun penjabarannya.
a.    Audience
b.    Behavior
c.    Conditions
d.   Degree
3.    O = Olah Materi atau Isi dari Materi Ajaran. Lakukan analilis terhadap :
a.    Ragam pengetahuan,
b.    Sifat pengetahuan,
c.    Alternatif peyajian.
4.    G = Gunakan Media, Sumber Belajar dan Metode yang Sesuai. Dengan cara
a.    Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan  pokok pikiran atau topik,
b.    Menentukan metode yang tepat.
5.    R = Renungkan Sejenak
a.    Refleksi Diri,
b.    Diskusi dengan mitra pengajar,
c.    Kiat kaji ulang bahan ajar, siapkan bahan ajar, lingkungan, dan peserta didik dan pengalaman belajar.
6.    A = Atur Kegiatan Peserta Didik atau Pebelajar
Gagne berpendapat bahwa belajar efektif dapat terjadi jika pebelajar dilibatkan dan memiliki peran serta di dalamnya.
7.    M = Menilai Hasil dan Memperbaiki
a.    Hasil belajar,
b.    Penilaian portofolio,
c.    Penilaian KBM.[24]
Penulis juga mengemukakan konsep pembelajaran Tutorial guru pribadi, mengajar di rumah, mengajar ekstra, memberi les, pengajaran tambahan, pengajaran pribadi. Tutorial secara definisi adalah pembelajaran khusus dengan instruktur yang terkualifikasi, dan penggunaan mikrokomputer untuk tutorial secara khusus telah mencukupi. tutorial dengan metode alternatif di antaranya bacaan, demonstrasi, penentuan bacaan atau pengalaman yang membutuhkan respon secara oral dan tulisan, serta adanya ujian.[25] Konsep pembelajaran ini dapat dimaksimalkan dengan peran orang tua di rumah sebagai guru bagi anak-anaknya yang wajib mengajarkan pendidikan agama Islam.
Model perencanaan media yang efektif dengan istilah ASSURE dan desain pembelajaran aktif model PROGAM dapat menjadi alternatif pilihan bagi guru PAI dalam melaksanakan proses pembelajaran.
                        

BAB III
PENUTUPAN
A.  Kesimpulan
1.    Definisi teknologi pembelajaran menurut Association for Educational Communications Technology (AECT, 1994) “Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.”
2.    Dasar dan pertimbangan pemilihan teknologi pembelajaran PAI, dengan dasar pemilihan sebagai berikut :
a.    Memang butuh mendemonstrasikan media tersebut,
b.    Merasa sudah akrab dengan media tersebut,
c.    Ingin memberi penjelasan lebih konkrit,
d.   Merasa media dapat berbuat lebih dari pada yang bisa di lakukannya.
Sedangkan pertimbangan secara khusus dalam memilih teknologi pembelajaran PAI sebagai berikut : a. Berdasarkan tujuan pembelajaran, b. Sesuai dengan karakter peserta didik, c. Sesuai dengan kondisi, situasi, waktu dan tempat, d. Sesuai dengan ketersediaan media tersebut.
3.    Kriteria dalam memilih teknologi pembelajaran PAI bagi guru dapat menggunakan model perencanaan media yang efektif dengan istilah ASSURE dan desain pembelajaran aktif model PROGAM.
B.  Saran
Dari uraian makalah ini dapat dijadikan pelajaran tambahan mengenai teknologi pembelajaran PAI dalam pelaksanaan proses pembelajaran, semoga bermanfaat bagi para pembaca dan bisa di kaji lebih lanjut mengenai pembahasan teknologi pembelajaran PAI dengan menambahkan perbaikan-perbaikan yang dirasa perlu.





DAFTAR PUSTAKA
Arsyad Azhar. Media Pembelajaran, cet. ke-16 Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013.
Barnawi, Novan Ardy Wiyani & Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta; Ar-Ruzz Media.
Mu’ti, Chabib Thoha & Abdul. PMB PAI di sekolah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran, Jakarta: Referensi (GP Press Group), 2013.
Prawiradilaga, Dewi Salam Wawasan Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2012.
Rofi’ah, Sangidah. “Desain Pembelajaran Aktif (Sebuah Strategi untuk Mewujudkan Pembelajaran yang Aktif),” dalam  Muh. Sya’roni & Rochman,  (ed), Kapita Selekta Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Idea Press, 2009.
Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2008
Sukiman, “Konsep Dasar Media PAI” dalam. www.slideshare.net/sadirun.com.-diakses tanggal 3 Maret 2015.
Ana Dwi Wahyuni, “Dasar Pertimbangan dalam Memilih” http://adwbee.blogspot.com. diakses tanggal 3 Maret 2015


[1]Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 10.
[2]Chabib Thoha & Abdul Mu’ti, PMB PAI di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1998), hlm. 238.
[3]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, cet. ke-16 (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 5.
[4]Bambamg Warsita, Teknologi Pembelajaran………., hlm. 13.
[5]Ibid., hlm. 14-15.
[6]Ibid., hlm. 16-17.
[7]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, hlm. 7.
[8]Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran………., hlm. 18.
[9]Dewi Salam Prawiradilaga, Wawasan Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 48-54.
[10]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, hlm. 5.
[11]Sangidah Rofi’ah, “Desain Pembelajaran Aktif (Sebuah Strategi untuk Mewujudkan Pembelajaran yang Aktif),” dalam  Muh. Sya’roni & Rochman,  (ed), Kapita Selekta Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. (Yogyakarta: Idea Press, 2009), hlm. 29.
[12]Abdul Mu’ti, PMB PAI di Sekolah, hlm. 142.
[13]Sangidah Rofi’ah, Desain Pembelajaran………., hlm. 42.
[14]Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi (GP Press Group), 2013), hlm. 186-187.
[15]Ana Dwi Wahyuni, “Dasar Pertimbangan dalam Memilih” http://adwbee.blogspot.com. diakses tanggal 3 Maret 2015.
[16]Sukiman, “Konsep Dasar Media PAI”, dalam www.slideshare.net/sadirun. diakses tanggal 3 Maret 2015.
[17]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, hlm. 10.
[18]Ibid., hlm. 69-71.
[19]Novan Ardy Wiyani & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta; Ar-Ruzz Media,), hlm. 208.
[20]Barnawi, Ilmu Pendidikan………., hlm. 208-209.
[21]Sukiman, “Konsep Dasar Media PAI”, dalam www.slideshare.net/sadirun. diakses tanggal 3 Maret 2015.
[22]Abdul Mu’ti, PMB PAI di Sekolah,  hlm. 225.
[23]AzharArsyad, Media Pembelajaran, hlm. 67-69
[24]Sangidah Rofi’ah, “Desain Pembelajaran………., hlm. 222-229.
[25]Deni Dermawan, Teknologi Pembelajaran, cet. ke-2 (Bandung. PT Remaja Rosdakarya, 2012, hlm. 139.

Komentar