DASAR DAN PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PAI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar dan mengajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya, yang dapat terjadi dimana saja
dan kapan saja. Dengan pertanda adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang
tersebut dengan meningkatnya pengetahuan keterampilan dan perubahan sikap.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong manusia untuk
terus berupaya membuat pembaruan dalam pemanfataan hasil teknologi dalam proses
pembelajaran. Teknologi pembelajaran tumbuh dan berkembang dari praktik pendidikan
dan gerakan komunikasi audiovisual. Teknologi pembelajaran semula dilihat sebagai
teknologi peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media, dan
sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau kegiatan pembelajaran dengan
memanfaatkan alat bantu audiovisual[1] namun
teknologi pendidikan maupun teknologi pembelajaran sekarang lebih luas cakupannya.
Dalam era global sekarang ini,
pembelajaran PAI perlu membangun paradigma atau pendekatan baru dalam meningkatkan
kualitas pembelajarannya dengan memaksimalkan teknologi pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Karena era modern saat ini menuntut seseorang
untuk mengusai ilmu dan teknologi, informasi dan komunikasi dengan baik dan
benar .
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian teknologi
pembelajaran?
2.
Apa dasar pertimbangan pemilihan
teknologi pembelajaran PAI?
3.
Apa saja kriteria dalam memilih
teknologi pembelajaran PAI?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teknologi
Pembelajaran
Istilah “teknologi “ berasal
dari bahasa Yunani, technologis. Technie berarti seni, keahlian
atau sains; dan logos berarti ilmu. Teknologi, menurut Galbraith dalam
buku Chabib Thoha dapat diartikan sebagai penerapan sistematik dari pengetahuan
ilmiah atau yang terorganisasikan dalam hal-hal yang praktis.[2]
Menurut Webster dalam Azhar,
teknologi tidak lebih dari suatu ilmu yang membahas tentang keterampilan yang
diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi. Jika di hubungkan dengan
pendidikan dan pembelajaran, maka teknologi mempunyai pengertian yaitu:
perluasan konsep tentang media, di mana teknologi bukan sekedar benda, alat,
bahan atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi dan
manajemen yang berhubungan dengan penerapan ilmu.[3]
Sedangkan definisi teknologi
pembelajaran menurut Association for Educational Communications Technology
(AECT, 1994) “Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik dalam desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan
sumber untuk belajar.”
Rumusan tentang pengertian
teknologi pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan, sejalan dengan
sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran berkembang sebagai akibat
dari meningkatnya tuntutan terhadap pendidikan yang tidak dapat diselesaikan
dengan cara-cara konvensional, dan karena dampak perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang memberi peluang atau alternatif baru.[4]
1.
Definisi Commission on
Instruction Technology (CIT) 1970
“Teknologi pembelajaran
diartikan sebagai media yang ahli sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat
digunakan untuk keperluan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan
tulis, bagian yang membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi, film, OHP,
Komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak lainnya.”
“Teknologi pembelajaran
merupakan usaha sistematis dalam merancang, melaksanakan , dan mengevaluasi
keseluruhan proses belajar untuk suatu
tujuan pembelajaran khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses
belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia
dan non manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.”
2.
Definisi Silber 1970
“Teknologi pembelajaran adalah
pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, dan pemanfaatan)
komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan
latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personel) secara
sistematis, dengan tujuan untuk memecahkan masalah besar.”[5]
3.
Definisi AECT 1977
“Teknologi pendidikan adalah
suatu proses yang kompleks dan terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan,
sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang, melaksanakan,
menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada
manusia.”
4.
Definisi AECT 2004
“Educational technology is
the study and ethical pactice of facilitating learning and improving
performance by creating, using, and managing appropriate technology processes
and resources”
Definisi terbaru teknologi pendidikan adalah studi dan
etika praktik dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja
dengan cara menciptakan, menggunakan atau memanfaatkan dan mengelola proses dan
sumber-sumber teknologi yang tepat. Dengan demikian, tujuannya masih tetap
untuk memfasilitasi pembelajaran agar lebih efektif, efisien dan menyenangkan
serta meningkatkan kinerja.[6]
5.
AECT mengembangkan definisi
mutakhir pada tahun 2008 sebagai berikut :
“Teknologi pendidikan adalah
kajian dan praktik etis untuk memfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja
dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber-sumber
teknologi yang sesuai.”[7]
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.
Teknologi pembelajaran adalah
suatu disiplin ilmu atau bidang garapan,
2.
Istilah teknologi pembelajaran
dipakai bergantian dengan istilah teknologi pendidikan,
3.
Tujuan utama teknologi
pembelajaran adalah untuk memecahkan masalah belajar dan memfasilitasi
pembelajaran untuk meningkatkan kinerja,
4.
Menggunakan pendekatan sistemis
(holistic atau menyeluruh),
5.
Kawasan teknologi pembelajaran
dapat meliputi kegiatan yang berkaitan dengan analisis, desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, implementasi dan evaluasi,
6.
Teknologi pembelajaran tidak
hanya bergerak di persekolahan tapi juga
dalam semua aktivitas manusia (seperti perusahaan, keluarga, organisasi
masyarakat. Sejauh berkaitan dengan upaya memecahkan masalah belajar dan
peningkatan kinerja,
7.
Teknologi diartikan secara
luas, bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tetapi juga teknolgi lunak
(softtech).[8]
Teknologi pembelajaran
bertujuan untuk memacu dan memicu proses belajar. melalui sumber yang tepat,
teknologi pembelajaran memacu proses belajar seseorang lebih cepat, lebih
ringkas, serta mudah di akses. Jika melihat definisi teknologi pembelajaran
yang mencakup desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi
tentang proses dan sumber untuk belajar, dapat dikaji dengan kawasan lebih
khusus penjelasannya sebagai berikut :
1.
Kawasan desain, proses untuk
menentukan kondisi belajar, meliputi : desain sistem pembelajaran, desain
pesan, strategi pembelajaran, karakteristik peserta didik,
2.
Kawasan pengembangan, proses
penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Mencakup banyak variasi
teknologi seperti teknologi cetak, teknologi Audio-Visual, teknologi berbasis
computer, teknologi terpadu,
3.
Kawasan pemanfataan, aktivitas
menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Meliputi pemanfaatan media, difusi,
inovasi, implementasi dan institusionalisasi, kebijakan dan regulasi,
4.
Kawasan pengelolaan, meliputi
pengelolaan teknologi pembelajaran melalui perencanaan, pengoraganisasian,
pengoordinasian, dan supervisi,
5.
Kawasan penilaian, proses
penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar.[9]
Dengan demikian, dalam
teknologi pembelajaran PAI dapat menggunakan pendekatan sistemis dengan
membahas bagaimana menggunakan teknologi pembelajaran dengan memakai media dan
alat bantu dalam proses belajar-mengajar agama, dengan membahas masalah
keterampilan, sikap, perbuatan, dan strategi mengajarkan pelajaran PAI.[10]
Pembelajaran PAI mengkaji dalil-dalil syar’i sebagai sumber materi PAI sesuai
dengan tuntutan zaman, akan tetapi perlu juga mengkaji dalil qauniyah (gejala
alam) menjadi pedoman dalam pengembangan materi PAI yang belum tersentuh. zaman
sekarang ini menuntut pengajar untuk mengusai ilmu dan teknologi, informasi dan
komunikasi secara global,[11]
terlebih lagi dalam proses pembelajaran.
B.
Dasar Pertimbangan Pemilihan
Teknologi Pembelajaran PAI
Teknologi pembelajaran yang
mempunyai konsep teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan,
serta evalusi tentang proses dan sumber untuk belajar, tentu mempunyai dasar
dan pertimbangan sebelum menerapkannya dalam dunia pendidikan. Jika dilihat metodologi pengajaran agama Islam (PAI), yaitu
suatu upaya untuk menetapkan kajian-kajian ilmiah tentang konsep-konsep dan
fakta-fakta belajar-mengajar dalam situasi kegiatan perencanaan, penerapan, dan
penilaian sistem pembelajaran agama dalam rangka peningkatan proses dan hasil
pelajaran yang optimal.[12]
Sehingga untuk meningkatkan
efektivitas strategi pembelajaran PAI tidak terlepas kepada sarana dan
prasarana pendidikan atau media pembelajaran. Karena media pembelajaran
merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang proses pembelajaran.
Keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan dapat mengakibatkan tidak
efektifnya proses pembelajaran.[13]
Memang belum banyak penelitian
tentang efektivitas media pembelajaran, terlebih pembelajaran pendidikan agama
Islam (PAI) yakni bila dibandingkan dengan perkembangan teknologi yang begitu
pesat, sehingga tidak mudah menentukan ukuran atau kriteria kesesuaian media,
karena banyak faktor yang dipertimbangkan.[14]
Alasan
pemilihan teknologi dalam pembelajaran bahwa teknologi pembelajaran berkaitan
erat dengan tujuan instruksional yang akan dicapai dalam pembelajaran.[15] Berikut dasar pemilihan teknologi
pembelajaran PAI :
1.
Memang butuh mendemonstrasikan media tersebut,
2.
Merasa
sudah akrab dengan media tersebut,
3.
Ingin
memberi penjelasan lebih konkrit,
Dasar pemilihan teknologi pembelajaran PAI dapat
dilihat dengan pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubaan
sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan
pengalaman yang pernah di alami sebelumnya.[17]
Pada tingkat menyeluruh dan
umum pemilihan media dapat dipertimbangkan dengan faktor-faktor berikut :
1.
Hambatan pengembangan dan
pembelajaran yang meliputi faktor dana, fasilitas dan peralatan yang tersedia, waktu
yang tersedia sumber-sumber yang tersedia (manusia dan material),
2.
Persyaratan isi, tugas dan
jenis pembelajaran. isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi pembelajaran
beragam dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa, misalnya penghafalan,
penerapan keterampilan, pengertian hubungan-hubungan, atau penalaran dan
pemikiran tingkatan yang lebih tinggi,
3.
Hambatan dari sisi siswa
dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal, seperti membaca,
mengetik dan menggunakan computer dan karakteristik siswa lainnya,
4.
Pertimbangan tingkat kesenangan
(preferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan keefektivan biaya,
5.
Kemampuan mengakomodasikan
penyajian stimulus yang tepat (visual dan/atau audio), respon siswa yang tepat
dan umpan balik,
6.
Media sekunder harus mendapat
perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam.[18]
Sedangkan secara khusus, dengan
mempertimbangkan pemilihan teknologi pembelajaran, yaitu :
1.
Berdasarkan tujuan
pembelajaran,
2.
Sesuai dengan karakter peserta
didik,
3.
Sesuai dengan kondisi,
situasi, waktu dan tempat,
4.
Sesuai dengan ketersediaan
media tersebut.[19]
Selanjutnya pertimbangan yang
tepat dalam memilih media yang dapat kita singkat dengan ACTION juga dapat
digunakan dalam memilih teknologi pembelajaran PAI.
1.
Acces, kemudahan akses menjadi
pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu
tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh peserta didik.
2.
Cost, Biaya juga harus
dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita. Media
canggih biasanya mahal. Namun, mahalnya biaya itu harus kita hitung dengan
aspek manfaatnya.
3.
Technology, Memperhatikan apakah
teknologi tersedia dan mudah menggunakannya. Misalnya kita ingin menggunakan
media audiovisual dikelas maka perlu kita pertimbangkan apakah ada jaringan
listrik, atau apakah voltase listriknya memadai?
4.
Interactivity, Media yang baik adalah yang
dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaksi. Setiap kegiatan
pembelajaran yang kita kembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran tersebut.
5.
Organization, Pertimbangan yang penting
adalah dukungan organisasi. Misalnya apakah pimpinan sekolah mendukung?
6.
Novelty, Kebaruan media dari yang kita
pilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang baru biasanya lebih baik dan
lebih menarik bagi peserta didik.[20]
C. Kriteria dalam Memilih Teknologi Pembelajaran PAI
Memilih teknologi pembelajaran
PAI dalam proses belajar mengajar yang dilihat
aspek dasar dalam proses pembelajaran dengan terpenuhinya kebutuhan dan tujuan
pembelajaran yang hendak di capai. Dapat dilihat melalui :
1. Tujuan
pembelajaran
(kompetensi dan indicator),
2. Karakteristik
materi pembelajaran (fakta, konsep, prinsip, prosedur),
3. Siswa,
(perkembangan dan
karakteristiknya),
4. Guru
yang akan menggunakan,
5. Karakteristik
media,
6. Ketersediaan
waktu,
7. Situasi dan Kondisi saat media di gunakan,
Burce Joyce dalam buku Chabib mengemukakan
ada empat model pengajaran , model ini juga dapat di gunakan dalam pembelajaran
PAI, yaitu:
1. Model proses informasi,
2. Model personal,
3. Model interaksi sosial, dan
4. Model tingkah laku [22]
Heinic dan kawan-kawan dalam
buku Azhar, mengajukan model perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal
dengan istilah ASSURE adalah singkatan dari Analyze
1.
A = Menganalisis karakteristik
umum kelompok sasaran, apakah mereka siswa sekolah lanjutan, anggota organisasi
pemuda, perusahaan usia, jenis kelamin, latar belakang budaya dan sosial
ekonomi, serta menganalisis karakteristik khusus antara lain pengetahuan,
keterampilan, dan sikap awal mereka.
2.
S = Menyatakan atau merumuskan
tujuan pembelajaran, yaitu perilaku atau kemampuan baru (pengetahuan,
keterampilan, sikap) yang diharapkan siswa miliki dan kuasai setelah proses
belajar-mengajar selesai.
3.
S = Memilih, memodifikasi atau
merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan
media pembelajaran yang telah tersedia akan dapat mencapai tujuan, materi dan
media itu sebaliknya digunakan untuk mengehemat waktu, tenaga dan biaya.
4.
U = Menggunakan materi dan
media, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu diperlukan untuk
menggunakannya. Praktik dan latihan menggunakannya, persiapan ruangan, tata
letak dan fasilitas sebelum penyajian.
5.
R = Meminta tanggapan dari
siswa. Guru mendorong siswa untuk memberikan respons dan umpan balik mengenai
keefektivan proses belajar mengajar.
6.
E = Mengevaluasi proses
belajar, untuk mengetahui pencapaian siswa mengenai tujuan pembelajaran, keefektivan
media, pendekatan dan guru sendiri.[23]
Selanjutnya dalam pembelajaran
PAI juga dapat menggunakan desain pembelajaran aktif model PROGAM, yaitu
modifikasi dari model ASSURE. Model PROGAM ini akan memandu pengajar untuk
melaksanakan tugas menciptakan lingkungan belajar mengajar yang lebih baik,
model PROGAM merupakan bagian dari desain pembelajaran classroom oriented.
Model PROGAM merupakan suatu menemonic yang mempunyai arti dalam kosa
kata-kata bahasa Indonesia. PROGAM merupakan singkatan, terdiri dari istilah:
1.
P = Pantau pebelajar atau peserta didik, dianalisis dengan :
a.
Karakteristik umum,
b.
kompetensi awal dan
c.
gaya belajar.
2.
R = Rumusan Tujuan
Pembelajaran atau Kompetensi. Rumusan pembelajaran sejak dulu diterapkan adalah
singkatan ABCD adapun penjabarannya.
a.
Audience
b.
Behavior
c.
Conditions
d.
Degree
3.
O = Olah Materi atau Isi dari
Materi Ajaran. Lakukan analilis terhadap :
a.
Ragam pengetahuan,
b.
Sifat pengetahuan,
c.
Alternatif peyajian.
4.
G = Gunakan Media, Sumber
Belajar dan Metode yang Sesuai. Dengan cara
a.
Memilih format media dan
sumber belajar yang disesuaikan dengan
pokok pikiran atau topik,
b.
Menentukan metode yang tepat.
5.
R = Renungkan Sejenak
a.
Refleksi Diri,
b.
Diskusi dengan mitra pengajar,
c.
Kiat kaji ulang bahan ajar,
siapkan bahan ajar, lingkungan, dan peserta didik dan pengalaman belajar.
6.
A = Atur Kegiatan Peserta
Didik atau Pebelajar
Gagne berpendapat bahwa
belajar efektif dapat terjadi jika pebelajar dilibatkan dan memiliki peran
serta di dalamnya.
7.
M = Menilai Hasil dan
Memperbaiki
a.
Hasil belajar,
b.
Penilaian portofolio,
c.
Penilaian KBM.[24]
Penulis juga mengemukakan konsep
pembelajaran Tutorial guru pribadi, mengajar di rumah, mengajar ekstra, memberi
les, pengajaran tambahan, pengajaran pribadi. Tutorial secara definisi adalah
pembelajaran khusus dengan instruktur yang terkualifikasi, dan penggunaan mikrokomputer
untuk tutorial secara khusus telah mencukupi. tutorial dengan metode alternatif
di antaranya bacaan, demonstrasi, penentuan bacaan atau pengalaman yang membutuhkan
respon secara oral dan tulisan, serta adanya ujian.[25]
Konsep pembelajaran ini dapat dimaksimalkan dengan peran orang tua di rumah sebagai
guru bagi anak-anaknya yang wajib mengajarkan pendidikan agama Islam.
Model perencanaan media yang
efektif dengan istilah ASSURE dan desain pembelajaran aktif model PROGAM dapat
menjadi alternatif pilihan bagi guru PAI dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
BAB III
PENUTUPAN
A.
Kesimpulan
1.
Definisi teknologi
pembelajaran menurut Association for Educational Communications Technology
(AECT, 1994) “Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik dalam desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan
sumber untuk belajar.”
2.
Dasar dan pertimbangan pemilihan
teknologi pembelajaran PAI, dengan dasar pemilihan sebagai berikut :
a. Memang butuh mendemonstrasikan media tersebut,
b. Merasa
sudah akrab dengan media tersebut,
c. Ingin
memberi penjelasan lebih konkrit,
d. Merasa media dapat berbuat lebih dari pada yang
bisa di lakukannya.
Sedangkan pertimbangan secara khusus dalam
memilih teknologi pembelajaran PAI sebagai berikut : a. Berdasarkan tujuan pembelajaran, b. Sesuai dengan karakter
peserta didik, c. Sesuai dengan kondisi, situasi, waktu dan tempat, d. Sesuai dengan
ketersediaan media tersebut.
3.
Kriteria
dalam memilih teknologi pembelajaran PAI bagi guru dapat
menggunakan model
perencanaan media yang efektif dengan istilah ASSURE dan desain pembelajaran aktif model PROGAM.
B.
Saran
Dari uraian makalah ini dapat
dijadikan pelajaran tambahan mengenai teknologi pembelajaran PAI dalam
pelaksanaan proses pembelajaran, semoga bermanfaat bagi para pembaca dan bisa
di kaji lebih lanjut mengenai pembahasan teknologi pembelajaran PAI dengan
menambahkan perbaikan-perbaikan yang dirasa perlu.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad Azhar. Media
Pembelajaran, cet. ke-16 Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013.
Barnawi, Novan Ardy
Wiyani & Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta; Ar-Ruzz Media.
Mu’ti, Chabib Thoha
& Abdul. PMB PAI di sekolah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran, Jakarta:
Referensi (GP Press Group), 2013.
Prawiradilaga, Dewi
Salam Wawasan Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2012.
Rofi’ah, Sangidah. “Desain
Pembelajaran Aktif (Sebuah Strategi untuk Mewujudkan Pembelajaran yang Aktif),”
dalam Muh. Sya’roni & Rochman, (ed), Kapita Selekta Strategi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Idea Press, 2009.
Warsita, Bambang. Teknologi
Pembelajaran Landasan & Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2008
Sukiman,
“Konsep Dasar Media PAI” dalam. www.slideshare.net/sadirun.com.-diakses tanggal 3 Maret 2015.
Ana Dwi Wahyuni, “Dasar
Pertimbangan dalam Memilih” http://adwbee.blogspot.com. diakses tanggal
3 Maret 2015
[1]Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan
& Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 10.
[2]Chabib Thoha & Abdul Mu’ti, PMB
PAI di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1998), hlm. 238.
[3]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,
cet. ke-16 (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 5.
[7]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,
hlm. 7.
[9]Dewi Salam Prawiradilaga, Wawasan
Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 48-54.
[10]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,
hlm. 5.
[11]Sangidah Rofi’ah, “Desain
Pembelajaran Aktif (Sebuah Strategi untuk Mewujudkan Pembelajaran yang Aktif),”
dalam Muh. Sya’roni & Rochman, (ed), Kapita Selekta Strategi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. (Yogyakarta: Idea Press, 2009), hlm. 29.
[12]Abdul
Mu’ti, PMB PAI di Sekolah, hlm. 142.
[14]Yudhi Munadi, Media Pembelajaran,
(Jakarta: Referensi (GP Press Group), 2013), hlm. 186-187.
[15]Ana Dwi Wahyuni, “Dasar
Pertimbangan dalam Memilih” http://adwbee.blogspot.com. diakses tanggal
3 Maret 2015.
[16]Sukiman, “Konsep Dasar Media PAI”,
dalam www.slideshare.net/sadirun. diakses
tanggal 3 Maret 2015.
[19]Novan Ardy Wiyani & Barnawi, Ilmu
Pendidikan Islam, (Yogyakarta; Ar-Ruzz Media,), hlm. 208.
[21]Sukiman, “Konsep
Dasar Media PAI”, dalam www.slideshare.net/sadirun. diakses tanggal 3 Maret 2015.
[22]Abdul
Mu’ti, PMB PAI di Sekolah, hlm. 225.
[24]Sangidah Rofi’ah, “Desain Pembelajaran………., hlm. 222-229.
[25]Deni Dermawan, Teknologi
Pembelajaran, cet. ke-2 (Bandung. PT Remaja Rosdakarya, 2012, hlm. 139.
Komentar
Posting Komentar